Cari Postingan lain

Jumat, 17 Desember 2021

Bela Negara (Perspektif Mahasiswa)

Pengertian Bela Negara

Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Madrasah/Sekolah" oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."

Hal itu berarti secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.

Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang melaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

Tujuan Bela Negara

Masih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai berikut:

1.      Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara

2.      Melestarikan budaya

3.      Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945

4.      Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara

5.      Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara.

Fungsi Bela Negara

Adapun fungsi bela negara, diantaranya:

1.      Mempertahankan negara dari berbagai ancaman

2.      Menjaga keutuhan wilayah negara

3.      Merupakan kewajiban setiap warga negara

4.      Merupakan panggilan sejarah

Manfaat Bela Negara

Sikap bela negara juga memiliki manfaat, diantaranya:

1.      Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain

2.      Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan

3.      Membentuk mental dan fisik yang tangguh

4.      Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri

5.      Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok

6.      Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu

Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama


PENULIS     : M. Rifki Ramjani.

 

Kamis, 24 Mei 2018

Sephia IV

Ku ingin kau tahu arti romantis,
Romantis bukan batu terkikis,
Romantis bukan tetesan hujan mengikis,
Romantis ialah batu tak terkikis & hujan tak mengikis...

Saat ku tatap matamu,
Matamu bukanlah permata,
Namun teramat berharga & ku ingin menjagamu,
Hal ini teramat berat karena ku hanya manusia biasa.

Teramat indah tuk di hayati, kisah cinta 2 hati, yang awalnya hati ini mati dan kau buat hidup kembali. Bukan ku ingin memilikimu, namun hasrat tak dapat menipu, alunan lagu cukup gambarkan inginku, Dan kali ini ku ingin kau tahu Aku Mencintaimu.

Bisik kataku samar di telinga mungil itu, namun yakinku Matahari & Bulan sampaikan salam rindu. Doa pun turut ku panjatkan, walau ku bukanlah seorang yang taat.

Selamat tidur kasihku... Sephia
Ku tak akan menahanmu...
Semoga kau dapat lupakan ku...
Tertanda... Hidupmu di masa lalu.

Kamis, 17 Mei 2018

Senja Abu

Ksatria Langit Tunjukkan Cahayanya
Sang Putri Menunjukkan Pesonanya
Dan Surya Menunjukkan Wibawanya
Dalam Jingganya Langit Petang

Pagiku Telah Pergi
Dari Ku Untuk Selamanya
Sore ku Mulai Menghampiri
Dalam Renungan Penghinaan

Kayu dan Api Telah Menjadi Abu
Masa Masa Itu Telah Berlalu
Entah Apa yang Ku Pikirkan
Ketika Pagi Dalam Dekapan

Kini Senjaku Dalam Hadapan
Ku Tak Tau Harus Ku Apakan
Ku Hanya Dapat Menatap Pagi
Yang Telah Lama Berlalu

Baru Kusadari Pagiku yang Mulia
Lebih berharga daripada
Kebahagian yang Selama Ini
Kurasakan

Kuharap Aku Dapat Kembali
Dan Hanya Ratapan yang dapat
Aku Lakukan Saat Ini

Senin, 19 Maret 2018

Hati Mati

Menangis dalam harapan,
Termangu dalam kesunyian.
Inilah aku yang kau permainkan,
Inilah aku yang kau hancurkan.

Aku hidup dalam kelamnya dunia,
Dan kau datang menggambarkan setia,
Namun gambaran itu hanyalah uraian,
Uraian dan untaian secuil harapan.

Cinta itu harum aromanya,
Namun busuk tingkah lakunya.
Cinta ini pahit rasanya,
Namun ku coba tuk setia.

Ku kuatkan hati tuk menerima,
Namun mata menangis tiada hentinya,
Ku relakan bibir tak berkata-kata,
Namun hati mulai mati dalam gambaran setia.

Kau kira luka ini tak berdarah,
Kau kira luka ini tak bernanah,
Mungkin bagimu ini belum parah,
Karena aku hanyalah sapi perah.

Hatimu sudah mati,
Aku bagimu tak berarti.
Kau buat hatiku juga mati,
Sekarang, kau bagiku juga tak berarti,

Kamis, 15 Maret 2018

Teguran Tuhan

Tuhan telah menegur
Tuhan telah menegur dengan sopan
Lewat perut anak anak yang kelaparan.
Tuhan telah menegur dengan sopan
Lewat sayup suara adzan

Tuhan telah menegur dengan 
Penuh kesabaran
Lewat tanah yang terus diguncang
Deru angin yang meraung kencang
Hujan yang melintang pukang
Apakah kau dengar? 

Tuhan telah menegur
Dengan apa yang kita lakukan
Apakah kita akan berubah
Atau malah bertambah parah

Kita harus mengubah
Pemikiran kita
Mengubah statement kita
Untuk menjadi Tempat yang
Lebih baik..

Selasa, 13 Maret 2018

Terjebak Waktu

Kamu,
Pernah sekejap memberikan pesan
Bukan kesan saat menyadari engkau
Telah pergi.

Mungkin seabad sekalipun  tidak cukup
Untuk menyatakan keindahanmu.

Namun sejatinya semenit cukup berharga
Tanpa melihatmu pergi menjadi Negara
Yang berbeda... dengan yang ku miliki dulu.

Selayaknya hati ini tak memberi lebih
Untuk tidak harus merasakan kehadiranmu.

Kamu, negeri terindah ini
Memberiku kenyamanan
Dan memberiku kehidupan

Ku merindukan dirimu yang dulu
Negara penuh toleransi
Bukan negara penuh anarki

Ku ingin kau tetap disini 
Hingga ku dapat menyadari betapa
Pentingnya arti memiliki

Selamat Jalan kawan sejati
Terima kasih untuk segalanya..

Kamis, 08 Maret 2018

Goyangan Pena

Siapa sangka,
Benda kecil dapat menimbulkan luka.
Siapa sangka,
Benda tumpulpun dapat membuat celaka.

Kita berbicara masalah hak dan kewajiban,
Bukan tentang mencari keuntungan.
Kita berbicara masalah asasi dan kemanusiaan,
Bukan tentang mencari kekayaan.

Bangsa yang kaya namun berpangku tangan,
Bangsa yang kuat namun manusia tiada harganya,
Bangsa yang hebat namun SARA merajalela,
Bangsa yang makmur namun tikus hidup nyaman.

Negeriku.... Indonesia....
Disini pendidikan tiada artinya,
Masa depan bukanlah tentang ijazah ataupun keahlian,
Tapi biarkan orang dalam mengambil peranan.

Negeriku... Indonesia...
Disini pendidikan tiada maknanya,
Pendidikan hanyalah formalitas belaka,
Pendidikan hanyalah sistem yang sia-sia.

Aduh... Indonesia.
Tanda tangan membuatmu gundul,
Tanda tangan membuatmu miskin,
Tanda tangan membuatmu hancur,
Dan tanda tangan pula yang membuatmu menderita.

Sedikit goyangan pena di atas kertas,
Dapat merubah keputusan di bangku teratas.
Sekali lagi, Si tikus ada di puncak teratas.
"Goresan tinta ini melukaiku", Ujar Ibu Pertiwi.

Negeri ini butuh perbaikan,
Bukan kicauan yang selalu kau gaungkan.
Negeri ini butuh pemimpin,
Bukan seorang entertaint hiburan.

Bela Negara (Perspektif Mahasiswa)

Pengertian Bela Negara Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Madrasah/Sekolah" oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela ...